BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Merebaknya media massa dewasa ini, khususnya media cetak, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah, merupakan salah satu wujud dari era reformasi dan keterbukaan. Semua pesan dari media masa dikonsumsi oleh masyarakat serta menjadi bahan informasi dan referensi pengetahuan mereka.
Kekuatan informasi yang disampaikan media massa demikaian hebat pertanda aktivitas tabligh penting untuk bisa masuk ke dalam wilayah media massa tersebut, artinya para mubaligh perlu menyiapkan dirinya untuk memiliki keahlian bertabligh melalui tulisan di media massa. Paling tidak harus ada sebagian diantara mereka yang membidangi aktivitas tablignya melalui tulisan, disamping aktivitas di bidang lain. Karena jika demikian masyarakat pembaca akan terbentuk oleh pesan-pesan media yang "kering" tanpa nilai-nilai agama.
Untuk mengantisipasi hal itu, diperlukan adanya pencerahan pesan media massa, pesan-pesan itu akan muncul dari penulis-penulis yang memang memilki keterpanggilan akan nilai-nilai kebenaran, ia adalah para mubaligh yang tidak hanya mengisi mimbar-mimbar ceramah tetapi juga terampil mengisi lembaran-lembaran Koran, tabloid, majalah, novel atau yang dikenal dengan "tabligh bi al qalam"1).
Untuk melaksanakan kegiatan tabligh ini seorang muballigh akan terkait dengan unsur-unsur tabligh itu sendiri, yakni diantanranya materi, metode dan media tabligh yang harus diterapkan demi terwujudnya peningkatan, pemahaman, kesadaran dan perilaku keagamaan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam.
Mengenai media tabligh itu sendiri, yaitu hal-hal yang dapat dipakai untuk menyampaikan ajaran Islam kepada ornag lain atau masyarakat. Salah satunya melalui media pers. Selain cakupannya luas pers juga sekaligus sebagai pembentuk nilai-nilai baru yang mempunyai sifat hikmah.
1.Aep Kusnawan, Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung,hlm.24
Media pers juga mempunyai tujuan, yaitu melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani manusia. Melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani manusia mengandung arti memberitahukan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam meniti pergaulan hidupnya2).
Saat ini media pers tidak hanya terbatas pada surat kabar akan tetapi kita bisa memasuki pada sastra yang salah satunya yaitu novel. Novel merupakan media yang memiliki ciri khas tersendiri dalam menyampaikan pesannya. Namun demikian pesan tabligh yang disampaikan untuk khalayak umum dengan tingkat pemahaman yang berbeda haruslah ditulis dengan tekhnik penulisan yang umum, baik dan benar. Hal ini karena menulis bukan sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tetapi merupakan curahan mekanisme ide, gagasan atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antara paragraph dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca.
White dan Arndt (1997) menyatakan bahwa menulis bukanlah urusan sederhana menuliskan bahasa ke dalam lambing tulisan; menulis merupakan suatu proses berpikir dalam kebenaran yang dimilikinya. Menurut Takala (dalam Achmadi, 1990), menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengorganisasi makna dalam tataran ganda; bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan system tanda konvensional yang dapat dibaca3). Berdasarkan uraian di atas pesan tabligh dapat disampaikan melalui novel, karena novel merupakan sarana media cetak untuk mengajak oranglain khususnya pembaca untuk ikut merasakan perubahan alur cerita yang mengandung pesan tabligh.
Penyajian novel idealnya menggunakan perencanaan analisis yang tepat dan cermat dengan mempertimbangkan aspek sosio kultural yang sesuai dengan nilai-ilai ajaran Islam. Perencanaan dan analisis yang tajam terhadap pesan yang disanpaikan pada pembaca akan sangat menentukan hasil umpan balik (feed back) yang diharapkan.
2) Kustandi Suhandang, Pengantar Jurnalistik,Bandung,hlm. 51.
3) Cecep Wahyu dkk, Mengasah Keterampilan Menulis, Bandung,hlm.3
Seperti pada beberapa contoh skripsi yang membahas mengenai analisis tentang pengamatan teks dalam sebuah wacana. Atau bisa juga disebut dengan analisis wacana. Analisis wacana yang digunakan pada beberapa contoh skripsi ini adalah analisis wacana Van Dijk. Diantaranya sebagai berikut:
1. Lilis Marliah, pada skripsi yang yang berjudul “Analisis wacana terhadap Komiqqolbu Jng Emqi”.
2. Fitri Dewi Rani, pada skripsi yang berjudul “Analisis wacana Novel dalam Mihrab Cinta karya Habiburaman El Shirazy”.
3. Pipih Muhipah, pada skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Invasi Israel ke Libanon”.
4. Iin Herlina, pada skripsi yang berjudul “Pesan-Pesan Tabligh dalam Novel Laskar Pelangi”.
Novel yang secara langsung ataupun tidak langsung memuat misi penanaman nilai Islam dalam kehidupan individu dan social, adalah salah satu novel karya Habiburrahman El Sirazy yang bejudul Ketika Cinta Bertasbih 1.
novel ini menceritakan bagaimana keteguhan seorang pemuda dalam menjaga kehormatan dirinya. Pemuda ini juga seorang pekerja keras dengan membiayai sendiri kuliah dan juga hidup nya di Mesir, novel ini juga menceritakan bagaimana rumitnya kehipan, perjuangan, kesabaran, cinta, dan cita-cita.
2. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas pada penelitian ini difokuskan kepada pesan tabligh yang dimuat pada novel Ketika Cinta Bertasbih 1
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur makro pesan tabligh dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1?
2. Bagaimana super struktur pesan tabligh dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1?
3. Bagaimana struktur mikro pesan tabligh dalan novel Ketika Cinta Bertasbih 1?
3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
3.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini di antaranya:
3.1.1. Untuk mengetahui struktur makro pesan tabligh dalam novel Ketika Cinta Bertasbih1
3.1.2. Untuk mengetahui super struktur pesan tabligh dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1
3.1.3. Untuk mengetahui struktur mikro pesan tabligh dalam buku Ketika Cinta Bertasbih 1.
3.2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diantaranya dirumuskan sebagai berikut:
3.3. Secara Akademis
3.3.1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran yang berharga bagi dunia ilmu pengetahuan, terutama dalam kaitannya dengan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
3.3.2. Penelitian ini diharapkan menarik peneliti lain khususnya di kalangan mahasiswa untuk mengembangkan penelitian l;anjutan tentang masalah yang sama atau serupa.
3.4. Secara Sosial
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dan bahan masukan yang diarahkan dalam memecahkan masalah atau pengembangan masyarakat.
4. Kerangka Pemikiran
Menurut bahasa tabligh adalah menyampaikan informasi atau berita.sedangkan tabligh menurut istilah (syara) dan ilmu tabligh adalah menyampaikan agama Allah kepada manusia dan mendorong mereka untuk memahaminya, mengimaninya dan menggunakannya sebagai pedoman bagi perilaku dalam mencapai kesejahteraan, memelihara keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat4).
4) Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar Kearah Metodelogi,Bandung,hlm.34.
Kata tabligh terdapat pada firman Allah SWT Surat Yasin ayat 17:
Artinya: Tidak ada kewajiban bagi kami kecuali menyampaikan (agama Allah) dengan jelas5)
Tabligh merupakan salah satu bagian dari dimensi dakwah. Orang yang melakukan tabligh disebut muballigh atau muballighah, objek tabligh (umat) disebut muballigh, media tabligh disebut washilah, pesan tabligh disebut nashihah.
Pengertian tabligh sebagai sebuah proses sinonim dengan pengertian komunikasi secara paradigmatik. Bergantung pada pandangannya, komunikasi adalah pengalihan informasi untuk memperoleh tanggapan; pengordinasian makna antara seseorang dan khalayak; saling berbagi informasi, gagasan, atau sikap; saling berbagi unsur-unsur perilaku, atau modus kehidupan, melalui perangkat-perangkat aturan; atau pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada yang lain, terutama dengan menggunakan symbol6) Jadi komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu7).
5) Depag RI, 2004: 441.
6) Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern, Bandung,, hlm.5.
7) Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Bandung, hlm.10.
Dalam proses komunikasi terdapat beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Komunikator, komunikator (disebut juga sender) adalah individu atau kelompok yang memberikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
2. Komunikan, (disebut juga receiver) adalah individu atau sejumlah orang yang menerima pesan dari individu atau sekelompok orang yang lain.
3. Pesan, pesan adalah seperangkat lambing bermakna yang diberikan komunikator kepada komunikan
4. Efek, efek adalah umpan balik atau tanggapan komunikan apabila pesan telah disampaikan.
Sembilan puluh persen kegiatan manusia dilakukan dengan berkomunikasi. Proses komunikasi berlangsung dengan dipengaruhi oleh faktor intrapersonal dan interpersonal. Secara garis besar, faktor intrapersonal adalah bagaimana orang menerima pesan, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali. Sementara, faktor interpersonal adalah faktor ketika perilaku seseorang dipengaruhi oleh konsep diri; bagaimana kita memandang diri kita, dan bagaimana orang lain memandang kita yang akan berpengaruh terhadap pola-pola interaksi kita dengan orang lain8). Demikian juga halnya dengan unsur-unsur tabligh yang memilki kesamaan atau kemiripan dengan unsur-unsur komunikasi. Unsur atau komponen komunikasi menurut paradigma Lasswell terdiri dari: komunikator, pesan, komunikan, media, dan efek. Sedangkan dalam tabligh dikenal muballligh atau muballighah, materi tabligh, metode tabligh, dan media tabligh.
8) Tim Ilna, Jadi Muslimah Kudu Sukses,Bandung, hlm, 126-127.
Islam sebagai pesan dakwah dalam penyampaian tabligh tidak akan pernah sampai kepada mad'u tanpa adanya metode dan strategi. Dengan demikian metode merupakan sesuatu yang menghubungkan pesan antara da'i dan mad'u. wujud sesuatu itu pada hakekatnya adalah gerak dari instrument yang ada dalam diri da'I berupa aktivitas, yaitu aktivitas lisan dan badan. Bagi yang pertama berupa symbol bahasa, dan yang kedua perilaku, al-Quran menyebutnya ahsanu qoulan dan ahsanu amalan, seperti yang disebutkan dalam al-Quran surat Al- Fushihlat ayat 33:
Artinya : Dan siapakah yang lebih baik perkatannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata,"sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)?" (Depag RI, 2004: 480).
Jika dakwah diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, maka metode merupakan mesin dan pengemudi dan sebuah kendaraan menuju suatu tujuan yang diterapkan. Sebagaimana yang telah dijelaskan tadi, bahwa pesan dakwah tidak akan sampai kepada mad'u tanpa metode, begitu pula metode tidak akan berjalan tanpa adanya media. Dengan demikian media dakwah adalah instrument yang yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara da'i dengan mad'u9)
Instrument yang berfungsi sebagai media itu, dalam diri da'i adalah seluruh dinya sendiri, sedangkan yang ada di luar diri da'i dapat berupa media cetak, elektronik, film, dan benda lainnya.
Baik metode maupun media memilki pengaruh tersendiri bagi da'i dan media yang akan ikut menentukan kelancaran, dan kesuksesan proses dakwah Islam.
Terdapat empat hubungan pengaruh sesuatu terhadap sesuatu, yaitu: 1) pengaru jism (fisik), seperti magnet dalam besi; 2) pengaruh jism (materi) terhadap nafs (immateri), seperti getran benda terhadap pendengaran; 3) pengaruh nafs terhadap jism seperti doa dan sihir; pengaruh nafs terhadap nafs nasehat, ta'lim dan sebagainya10)
9) Syukriadi Sambas, dkk, Ilmu Dakwah, Bandung, hlm.326-327.
10) Agus Ahmad Safei, Memimpin dengan Hati yang Selesai, Bandung, hlm.173.
Salah satu metode pengembangan tabligh melalui media yaitu dengan dikembangkan prinsip memilih media yang relevan salah satunya media cetak. Media dalam komunikasi suatu pelaksanaan tabligh digunakan sebagai saluran ide (gagasan) yang menghubungkan kepada umat dalam totalitas pelaksanaan komunikasi untuk tujuan dakwah. Kelebihan media komunikasi pada tulisan yaitu tahan lama, mudah diikuti dan tidak salah tangkap dalam mengambil kesimpulan11) Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di mesjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televise, koran, majalah, buku, lagu, dan internet. Dakwah juga bisa dilakukan melalui sebuah tulisan seperti cerpen, cerbung, cergam dan bahkan novel bisa disisipkan nilai-nilai dakwah di dalamnya. Beberapa penulis juga sudah melakukan hal ini. Sehingga diharapkan dakwah yang berupa nasehat ajakan untuk kemaslahatan umat bisa sampai kepada seluruh lapisan golongan masyarakat yang memiliki latar belakang ekonomi dan pendidikan yang berbeda-beda.
Novel adalah sebuah karya sastra yang berbentuk fiksi prosa yang tertulis dan naratif, yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, dkk).
Novel yang baik untuk dibaca adalah novel bukan hanya sekedar hiburan saja, akan tetapi novel yang bisa menyempurnakan diri. Dalam artian novel tersebut ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia.
Kehadiran novel sebagai salah satu media dakwah (tabligh) yang membawa pesan-pesan keagamaan adalah fenomena yang menggembirakan dan menarik untuk dikaji. Salah satu pendekatan untuk mengkaji secara mendalam pesan-pesan yang terkandung dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1 karya Habiburrahman El Sirazy adalah dengan menggunakan analisis wacana.
11) Iin Herlina: Skripsi: 2007.
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatic) bahasa. Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalamkomunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup srtuktur pesan yang lebih kompleks dan interen yang disebut wacana (Littlejhon, 1996:84). Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut, analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantic, sintaksis, morfologi, dan fonologi12). Dalam menganalisis struktur dalam novel ini, penulis menggunakan pemikiran Teun A. Van Dijk sebagai acuan penelitian. Dari sekian model analisis wacana itu, model Van Dijk adalah model yang paling dipakai, karena Van Dijk mengaborasikan elemen-elemen wacana sehingga bias diaplikasikan secara praktis.
Model yang dipakai Van Dijk disebut “kognisi sosial”. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh Van Dijk. Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya berdasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati13).
Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu.
12) Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung,hlm.48.
13) Eriyanto, Analisis Wacana,Yogyakarta,hlm.221.
Kerangka Analisis Van Dijk
STRUKTUR METODE
Teks
Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan sesorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu. Critical Linguistic
Kognisi Sosial
Menganalisis bagaimana kognisi wartawan dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis.+
Wawancara mendalam
Analisis Sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan. Studi Pustaka, penelusuran sejarah
Sumber: diadopsi dari Eriyanto (2001: 227).
Menurut van Djik, penelitian atas wacana tid
5. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.1 Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah buku yang berjudul buku novel novel Ketika Cinta Bertasbih 1 Dimana novel ini memuat pesan-pesan tabligh dengan penyajiannya yang sederhana tetapi menarik para pembaca.
5.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pesan tabligh, yaitu studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi bahasa14). Penelitian dengan menggunakan “analisis wacana menurut Eriyanyo dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan melalui media bahasa15). Analisis wacana dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui tema, skematik dan pesan-pesan tabligh yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih.
Metode analisis wacana ini bersifat kualitatif, sehingga mengandalkan penafsiran peneliti terhadap teks. Metode ini berkecenderungan untuk memfokuskan pada pesan latent/tersembunyi. Bagaimana pesan yang disampaikan dalam sebuah teks dapat diketahui dalam analisis wacana16).
14) Tarigan, 1993, p. 24.
15) Eriyanto, Analisis Wacana, 2001.
16) Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung, hlm.70.
6 Sumber Data dan Jenis Data
6.1 Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder.Data primer yaitu karya sastra novel Ketika Cinta Bertasbih 1
6.2 sedangkan data sekunder yaitu data yang tidak berhubungan langsung dengan masalah-masalah yang penulis teliti seperti buku-buku, majalah, artikel. Internet atau resensi yang berkaitan dan melengkapi serta berkaitan dengan objek peneliti.
6.3 Sedangkan jenis data yang diteliti adalah struktur makro dalam buku novel Ketika Cinta Bertasbih 1 superstruktur dan struktur mikro.
7 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
7.1 Studi dokumentasi yaitu menghimpun dan mengumpulkan dokumen, memilih dokumen yang sesuai dengan tujuan penelitian, menglkasifikasikan, menerangkan dan mencatat serta menafsirkan dan dihubungkan dengan fenomena yang lain.
7.2 Studi pustaka, tekhnik ini menggunakan beberapa media informasi dan rujukan yang terdapat dalam buku, majalah, artikel, koran, dan media lainnya untuk menggali konsep dari teori dasar yang dikemukakan para ahli.
8 Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan17). Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis sesuai dengan tahapan analisis wacana sebagai berikut:
8.1 Memahami data berupa keseluruhan isi buku.
8.2 Mengklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian.
8.3 Menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian yang berpacu kepada model analisis wacana van Djik.
8.4 Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil interpretasi (pemaknaan) isi buku.
17) Singarimbun, Metode Penelitian, Jakarta,hlm.560.
Rabu, 29 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar