UCAPAN MEREKA , JANJI MEREKA
Lima tahun berlalu dari scenario pemerintahan Negara kita, dimana pada lima tahun sekali ini harus selalu ada saja yang turun da naik sebagai pemegang tahta pemerintahan tertinggi di Indonesia, tidak sedikit dari berbagai kalangan menginginkan tahta itu manjadi miliknya. Tidak peduli jika garus saling dorong dan saling tarik, sikut kanan sikut kiri hanya untuk jabatan tertinggi dinegara kita tercinta ini, tapi yang tangguh lah akhirnya yang menduduki jabatan ini.
Banyak harapan yang ditanam dari rakyat Indonesia dengan terpilihnya pemimpin yang baru, walaupun sang raja dalam periode lalu telah memerintah kita tapi dengan rancangan yang baru, ajudan-ajudan yang baru semoga mereka dapat mengayomi rakyat dengan baik dan tidak dzolim.
Karena permintaan mereka tidak sulit, mereka hanya minta mereka tidak susah membeli sembako, membiayai sekolah anak-anak mereka, apa harapan mereka akan segera terlaksana? Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi, apa pemerintah yang baru mau berusaha keras untuk mensejahterakan rakyat Indonesia? Mudah-mudahan bisa.
Ironis memang melihat para pejabat negara bersumpah dihadapan Al-Quran tapi jika pada pelaksanaanya mereka tidak memegang amanah, apa yang akan mereka pertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT yang telah menegaskan dalam kitab suci Al-Quran bahwa Allah melaknat pemimpin yang tidak melaksanakan amanah, apa mereka tidah takut akan Ilahi yang mengancam begitu dahsyat?
Bukan gedung-gedung baru bertingkat yang ingin rakyat lihat, bukan wajah-wajah mentri baru yang ingin rakyat lihat, bukan obral janji yang ingin mereka dengar, tapi kepastian dalam kehidupan yang lebih baik di Negara kita ini, seharusnya mereka akan lebih bertanggung jawab pada saat mereka terpilih, karena jika mereka tidak dapat menepati janjinya maka mereka yang akan malu akan kedudukan mereka yang hanya makan gaji buta.
Akankah Negara kita ini juga menjadi Negara yang berevolusi dari keterpurukan? Kita do’akan saja, semoga Negara kita menjadi Negara yang baru dari berbagai bidang seperti hal nya penbaruan para pemerintah baru yang akan memimpin kita. Tapi ada keraguan dalam benak seorang pengamat politik dari (LIPI) lembaga ilmu pengatahuan indonesia, bahwa potensi atau keprofesionalan para menteri yang dipandang kurang layak dan profesional untuk menjabat sebagai menteri, kasarnya mereka menjabat sebagai menteri karena mereka dulu berkoalisi, tapi itu jangan kita jadikan sebuah peluru karena mungkin mereka juga menginginkan perubahan pada Negara kita sekalipun nantinya kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
Tapi dengan semangat, apapun yang dirjakan tidak akan terasa sia-sia, walaupun dalam sebuah hadits disebutkan “ barang siapa yang memimpin atau memegang suatu jabatan dan bukan pada ahlinya, maka tunggulah azab yang akan menimpa”. Tapi kita sama-sama husnudzon bahwa para pemimpin kita yang baru ini bahwa mereka semua bergerak sesuai bidanganya dan ahlinya.
Dengan terpilihnya presiden dan wakil persiden yang baru semoga harapan rakyat Indonesia tidak hanya mimpi tapi dengan pemerintah yang baru Negara kita juga menjadi Negara yang baru akan potensi, sumber daya manusia yang kaya akan pengatahuan kaya akan ide-ide cemerlang yang nantinya menjadikan Negara Indonesia yang Negara yang dihargai dan dicintai oleh setiap umat.
Juga, jauh dari bencana, walaupun lima tahun terakhir ini Negara kita sering tertimpa musbah, tapi kita tidak boleh gentar untuk selalu semangat dalam mambangun negara kita yang kaya akan budaya dan sumber alam. Harapan terbesar kedua setelah ekonomi yang tidak krisis harapan rakyat adalah biaya pendidikan yang tidak mahal, karena masa depan rakyat indonesia berpagang pada pendidikan, tapi sepertinya pemerintah belum banyak yang sadar akan betapa pentingnya pendidikan bagi rakyat Indonesia, karena penerus bangsa ini pasti harus orang-orang yang berpendidikan, yang nantinya akan ahli disegala bidang dan tidak diragukan oleh berbagai pihak pada saat mereka menjabat sebagai pemerintah.
Banyak pekerjaan rumah bagi pemerintahan yang baru, bukan hanya sistem pemerintahan saja akan tetapi tugas mensejahterakan rakyat itu lebih utama. Teringat pada sosok Shahabat Rasul SAW yaitu kholifah Umar yang pada masa pemerintahannya beliau tidak akan memakan makanan yang layak sebelum rakyat rakyatnya memakan makanan yang layak, bahkan beliau makan makanan yang paling murah pada waktu itu, setiap malam beliau berkeliling menengok apakah masih ada rakyatnya yang kelaparan? Setelah rakyatnya tidak ada yang kelaparan barulah beliau pulang kerumahnya. Mungkinkah para pemerintah pada masa sekarang pada masa sekarang dapat berperilaku sama seperti apa yang dilakukan kholifah pada waktu itu? Kita do'akan saja semoga para pemerintah pusat ataupun daerah bisa bekerja secara optimal, karena masa depan bangsa ini ada pada kerjasama kita dan tanggung jawab kita bersama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar