KURBAN
Bukankah idul kurban itu idul haji yang dimana umat muslim sedunia merayakan kemenangan, dan melaksanakan ibadah haji, dan menunaikan kurban bagi yang sudah mampu melaksanakan nya.
Apapun yang terjadi pada fenomena saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kurban yang tadinya dijadikan wahana beramal untuk mendapat pahala malah berubah menjadi sebagai fenomena yang sangat tidak di harapkan, bukankah berbagi itu indah? Mengapa malah jadi lahan tempat berebut 250 gram daging? Bahkan jiwa mereka rela mereka pertaruhkan.
Sungguh ironis kedengarannya, melihat para si kaya yang memberikan hewan kurban untuk disembelih dan dibagikan, tapi disisi lain ada orang-orang yang berebutan karena sangat menginginkan daging kurban. Apa semahal itu harga daging kurban? Mengapa mereka sampai rela berdesak-desakan dan menyakiti tubuh mereka sendiri? Inilah satu moment yang harus kita tafakuri bersama, bahwa tidak setiap yang menurut kita itu baik, baik juga bagi orang lain, karena pada dasarnya pada saat kita berbagi harus di niatkan bahwa memberi itu mensejahterakan banyak orang orang bukan menistakan.
Jika hanya 250 gram daging saja banyak orang yang bersedia seperti itu apa lagi 250 gram mas 24 karat? Jangan-jangan nyawa pun dipertaruhkannya, tapi mudah-mudahan hanya idul adha tahun ini saja yang yang menguak fenomena seperti ini.
Boleh jadi devinisi kurban berarti juga korban, yang tadinya kurban seekor domba untuk mensucikan satu jiwa, tapi realita yang ada kurban adalah suatu momen yang hampir saja menelan jiwa, dapat kita pelajari dan ambil hikmah dari semua ini bahwa kurban yang sebenarnya ialah ikhlas memberi serta peduli.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar